Mungkin kalian pernah merasakan betapa sumpeknya kalo tiba-tiba
membuka data kalian sangat lamaaa, udah ditunggu lama, ehh, ternyata
harddisk kalian bermasalah. Terformat sendiri kek, tidak terdeteksi kek,
parah lagi kalo udah bad sector, udah deh, pasti tinggal dipikiran
kalian, “ya sudahlah, daripada bingung-bingung, mending di install ulang
aja deh…”, stop! Jangan menyerah dulu-lah, masalah-masalah tersebut
masih bisa diatasi kok, diblog saya ini, akan membantu kalian untuk
menjadi lebih semangat dan pantang menyerah dalam mengatasi HARDDISK
NAKAL, lets going to the problem…
1. HARDDISK (TIDAK SENGAJA) TERFORMAT, hehehe…
Ya jelaslah, pasti data yang di dalam harddisk kalian hilang. Gak
kebayangkan bila di dalam harddisk tersebut banyak banget data yang
penting-penting, (kayak foto pacar, atau games yang butuh waktu lama
mainnya, dan tugas-tugas kuliah) tiba-tiba harus hilang karena harddisk
tersebut terformat, pasti nangis-nangis dah kalian. Dengan adanya
kejadian tersebut, maka sebaiknya kalian mematikan dulu komputer, lalu
lepasin harddisk kalian, hubungkan harddisk kalian ke komputer lain,
pinjem punya teman, atau pinjem warnet (loh, emang bisa pinjem komputer
di warnet, ahaha). Menyambungkan harddisk tersebut menggunakan kabel
USB 2.0 to SATA IDE CABLE, perangkat ini berfungsi untuk mengkoneksikan
harddisk dengan tipe SATA ataupun IDE menjadi koneksi USB. Kabel ini
bisa dibeli ditoko-toko komputer kok, harganya berkisar antara IDR
65,000,- , kemudian gunakan software-software mengembalikan data seperti
:
• DiskDirectorSuite 10.0.2160 (Download link : www.mediafire.com/?mdyhentjym0 )
• GetDataBack for NTFS v3.32 (Download link : www.mediafire.com/?u0lnzzdnfql )
• Virtuallab data recovery (Download link : www.mediafire.com/?xygm0kk2vjy )
2. Data di HARDDISK Kena Virus
Inilah factor yang bisaanya menyebabkan kita harus terpaksa (dan
sukarela) untuk memformat harddisk kita, berikut tips agar tidak terkena
virus :
• Pastikan matikan autorun kalian, caranya buka RUN > ketik
“gpedit.msc” > Komputer Configuration > Administrative Templates
> System > Turn off Autoplay > pilih Enabled, lalu pilih turn
off autoplay on : All drives > Ok
Setelah bagian “Komputer Configuration “usai di seting selanjutnya
adalah pada bagian “User Configuration” . User Configuration >
Administrative Templates > System > Turn off Autoplay > pilih
Enabled, lalu pilih turn off autoplay on : All drives > Ok
• Update anti virus kalian! Jangan hanya Cuma diinstal, harus update,
update, dan diupdate, tetapi jangan terlalu banyak program anti virus
didalam komputer kalian, jika terlalu banyak, bisaanya anti virus
tersebut akan saling hapus menghapus sesama anti virus (bukannya
menghapus virus malah menghapus sesama jenis, hadeh..).
• Jika sudah terkena virus, sebisanya scan dahulu, ok? Jangan hanya
dihapus virusnya saja, pastilah akan muncul lagi virus tersebut, atau
bisaanya langsung tanpa pikir panjang, “FORMAT”, that is hopeless,,, say
no (dulu) to FORMAT, masih ada cara yang “SMART” ahaha…
3. Partisi pada Harddisk Hilang atau Terhapus
Apa itu partisi? Partisi adalah sebuah pembagian wilayah atau
kontinen-kontinen pada harddisk, missal, kita punya harddisk 300 Gb,
kita bisa membaginya menjadi 3 partisi, Local disk (C:), Local disk
(D:), dan Local disk (D:). Atau anda bisa membagikan wilayah tersebut
sesuka anda menggunakan PartitionMagic 8.0 (cara menggunakan
PartitionMagic 8.0 link :
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080717003607AAJZro4 )
Ok, kembali ke topic kita sebelumnya. Pada keadaan seperti ini,
komputer masih bisa login ke windows (jika partisi yang hilang bukan
partisi dimana MBR berada). Partisi tidak bisa tampil pada windows
eksplorer. Coba dicheck dulu dengan cara klik kanan My Komputer>
Manage > pada storage pilih “disk Management”. Coba dilihat pada
jendela sebelah kanan, terlihat apa tidak partisi yang hilang atau tidak
muncul tadi. Setelah itu gunakan software untuk mengembalikan partisi
yang hilang atau terhapus. Saran saya gunakan sajalah Partition Find and
Mount (download link :
http://www.ziddu.com/download/10903270/findandmount2.31.rar.html ) .
Menggunakannyapun cukup mudah dan sederhana, yaitu setelah program
dibuka pilih harddisk > scan > pilih salah satu dari pilihan yang
tersedia > klik scan. Jika sudah ketemu partisi yang dicari (partisi
yang hilang atau terhapus) klik Mount As, ikuti perintah selajutnya.
Buka kembali windows explorer, hope your partition comeback home, amien…
(ingat! Say no (dulu) to “FORMAT”, masih ada cara yang “SMART”).
4. Harddisk tidak terdeteksi
Loh?? Mana Harddisk ku? Kok ga ada sih, jangan-jangan dikomputer ini ada penjaganya, hiiii…
Janganlah lari dulu, cobalah dicek dulu, apakah harddisk kamu
bener-bener ada atau hilang dengan sendirinya! Jika harddisk kalian
benar-benar masih ada, tapi tidak terdeteksi, saya sarankan untuk
melakukan cara : pada saat komputer booting, masuk ke BIOS dengan
menekan tombol delete atau F2 (tergantung merek dari motherboardnya
sih..), kemudian pilih pada standart CMOS setup. Maka akan tampil
sejumlah harddisk maupun cdrom yang terpasang dikomputer kalian.
Penyebab harddisk tidak terdeteksi mungkin kabel data atau kabel power
tidak tersambung dengan benar. Atau juga disebabkan oleh pengaturan
jumper yang tidak benar. Mungkin juga, bisa jadi harddisk kamu memang
benar-benar rusak parah, tinggal lembiru ajalah klo sudah seperti itu.
Apa itu, SAMPAH, ahaha…
5. Harddisk lemot membaca dan menyimpan data
Jangan salahkan komputernya, salahkan kalian sendiri, kenapa file-file
yang tidak perlu atau yang sudah lama ga kepake disimpen terlalu lama,
dan MENUMPUK, itulah yang menyebabkan harddisk kalian lemot, bersihin
lah, atau buang dan musnahkan file dari tempatnya. Tips lainnya adalah :
• Temporary Files, sebuah komputer dengan system operasi Windows secara
normal membutuhkan file-file sementara untuk aplikasi yang dijalankan.
Jika tidak dihapus, maka akan membuat komputer menjadi agak lambat.
Contoh dari Temporary Files adalah : Internet Cache, dan file-file yang
MENUMPUK pada recycle bin. Ada satu lagi yaitu : Windows Temporary
Files, Windows dan beberapa aplikasi/program akan membuat berbagai macam
file temporary untuk kebutuhan aplikasi itu sendiri saat dijalankan,
kadang-kadang setelah aplikasi selesai digunakan aplikasi/program
tersebut tidak menghapus Temporary Files tersebut. Hapuslah Temporary
Files tersebut agar windows menjadi tidak lambat dan tidak membuat penuh
isi hardisk. Cara menghapusnya buka Windows explorer, arahkan ke
“C:\Documents and Settings\(nama user di PC)\Local Settings\Temp” Hapus
semua isinya. Hapus juga semua file yang ada di direktori
“C:\WINDOWS\Prefetch” (100% aman).
• Updatelah windows kalian dan sering-seringlah men-defrag komputer kalian, ok!
6. Harddisk Badsector
Wah, inilah peringkat pertama masalah dari Harddisk, yaitu BADSECTOR,
apa sih bad sector? Adalah kondisi dimana harddisk masih berputar dan
keadaan controller harddisk masih bekerja namun akan sering terjadinya
error pada tampilan. Masalah timbulnya bad sector adalah kondisi
platter pada Harddisk aus. Pada kondisi ini harddisk memang sudah tidak
dapat digunakan. Semakin lama semakin rusak, dan akhirnya terpaksa
LEMBIRU.
Kedua, Kondisi platter yang aus tetapi belum sampai parah. Atau kata
lain “platter cukup stabil”. Kemungkinan harddisk masih dapat diperbaiki
karena platter mungkin di low level.
• Untuk memperbaiki badsector tersebut, harddisk harus dilakukan LOW
LEVEL FORMAT (LLF). Dapat dilakukan dari BIOS atau software. Untuk BIOS,
LLF. Untuk mendapatkan software LLF dapat diambil di Site pembuat
harddisk. Atau mencari utiliti file seperti hddutil.exe (dari Maxtor –
MaxLLF.exe) dan wipe.exe versi 1.0c 05/02/96. Fungsi dari software LLF
adalah menghapus seluruh informasi baik partisi, data di dalam harddisk,
serta informasi bad sector. PERINGATAN : menggunakan LLF dapat
menghapus semua data didalam harddisk, dan jika mengalami kegagalan
dalam menggunakan LLF dapat merusak harddisk, dan terpaksa dilakukan
LEMBIRU.
• Tahap berikutnya adalah membuat partisi harddisk dengan program FDISK
dengan satu partisi saja, baik primary atau extended partisi. Untuk
primary dapat dilakukan dengan single harddisk , tetapi bila menghendaki
harddisk sebagai extended, diperlukan sebuah harddisk sebagai proses
boot dan telah memiliki primary partisi (partisi untuk melakukan
booting).
• Format Harddisk dengan FORMAT C: /C. Penambahan /C untuk menjalankan pilihan pemeriksaan bila terjadi bad sector.
• Buat partisi kembali : Dengan FDISK, buang seluruh partisi didalam
harddisk sebelumnya, dan buat kembali partisi sesuai catatan kerusakan
yang terjadi. Asumsi pada gambar bawah adalah pembuatan partisi dengan
Primary dan Extended partisi. Pada Primary partisi tidak terlihat dan
hanya ditunjukan partisi extended. Pembagian pada gambar dibawah ini
adalah pada drive D dan F (22MB dan 12 MB) dibuang karena terdapat bad
sector. Sedangkan pada E dan G ( 758MB dan 81MB) adalah sebagai drive
yang masih dalam kondisi baik dan dapat digunakan.
• Untuk memastikan apa bad sector sudah terletak pada partisi harddisk
yang akan dibuang, lakukan format pada seluruh letter drive dengan
perintah FORMAT /C. Bila bad sector memang terdapat pada partisi yang
dibuang (asumsi pada pengujian bad sector terletak pada letter drive D
dan F), maka partisi tersebut dapat langsung dibuang. Tetapi bila
terjadi kesalahan, misalnya kerusakan bad sector tidak didalam partisi
yang akan dibuang melainkan terdapat pada partisi yang akan digunakan,
anda harus mengulangi kembali proses dari awal dengan membuang partisi
dimana terdapat kesalahan dalam membagi partisi yang terkena bad sector.
Hal yang perlu diingat : Pembuatan partisi dilakukan dari awal ke
akhir, misalnya C, D, E dan selanjutnya. Untuk membuang partisi
mengunakan cara sebaliknya yaitu dari Z ke C. Kesalahan dalam membuang
dan membuat partisi yang acak acakan akan mengacaukan sistem partisi
harddisk.
• Proses selanjutnya adalah membuang partisi yang tidak digunakan lagi.
Setelah melakukan pemeriksaan dengan program FORMAT, maka pada proses
selanjutnya adalah membuang partisi yang mengandung bad sector. Pada
gambar dibawah ini adalah: Tahap membuang 2 partisi dengan FDISK untuk
letter drive D dan E. Untuk E dan G adalah partisi letter drive yang
akan digunakan.
• Pada akhir tahapan anda dapat memeriksa kembali partisi harddisk
dengan option 4 (Display partitisi) pada program FDISK, contoh pada
gambar dibawah ini adalah tersisa 3 drive : C sebagai primary partisi
(tidak terlihat), 2 extended partisi yang masih baik dan partisi yang
mengandung bad sector telah dihapus.
• Akhir proses. Anda memiliki harddisk dengan kondisi yang telah
diperbaiki karena bad sector. Letter drive dibagi atas C sebagai Primary
partisi dan digunakan sebagai boot, D (758MB) dan E (81MB) adalah
partisi ke 2 dan ke 3 pada extended partisi.
Ketika program FORMAT menampilkan Trying to recover allocation unit
xxxxxx, artinya program sedang memeriksa kondisi dimana harddisk
tersebut terjadi bad sector. Asumsi pada pengujian dibawah ini adalah
dengan Harddisk Seagate 1.2 GB dengan 2 lokasi kerusakan kecil dan
perkiraan angka persentasi ditunjukan oleh program FORMAT :Kondisi
Display pada program Format persentasi yang dapat digunakan
* Baik 0-20% 20%
* Bad sector 21% Dibuang
* Baik 22-89% 67%
* Bad sector 91% Dibuang
* Baik 91-100% 9%
Ya, seperti itu lah masalah-masalah yang dihadapi oleh Harddisk
kalian, semua benda elektronik pastinya akan mengalami suatu kerusakan
atau ke-errorran. Ya, intinya segala sesuatu yang diciptakan manusia
tetaplah tidak bisa sesempurna atas ciptaan dari Tuhan Yang Maha
Pencipta seluruh alam. Pokoknya “say no (dulu) to FORMAT, masih ada cara
yang SMART”
- Sekian -
Jumat, 04 Mei 2012
Cara Mengatasi Masalah Pada Harddisk, dijamin 99.99 % manjur!!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar